Meningkatnya konsumsi konten video di berbagai platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, bisnis perlu memanfaatkan strategi ini untuk menjangkau lebih banyak audiens.
Namun, meskipun memiliki banyak manfaat, masih banyak bisnis yang melakukan kesalahan dalam video marketing, sehingga menghambat efektivitas kampanye mereka.
Jadi, mari membahas mengapa video marketing penting untuk bisnis, 10 kesalahan dalam video marketing, serta cara menghindarinya dengan solusi efektif agar strategi pemasaran Anda lebih optimal.
10 Kesalahan dalam Video Marketing
Mengapa Video Marketing Penting untuk Bisnis?
Video marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan konten video untuk mempromosikan produk, layanan, atau brand dengan tujuan meningkatkan engagement dan konversi.
Video dapat disebarkan melalui berbagai platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Video marketing bukan hanya sekadar tren, tetapi telah menjadi elemen utama dalam strategi pemasaran digital karena berbagai alasan:
- Meningkatkan engagement – Video lebih menarik dibandingkan teks atau gambar statis, sehingga audiens lebih tertarik untuk menonton.
- Meningkatkan konversi dan penjualan – Nuby DeLeon seorang pendiri dan pemimpin Nimble Dragon Studios, menuliskan:
Survei yang dilakukan oleh Wyzowl menunjukkan bahwa 84% konsumen merasa yakin untuk membeli produk atau layanan setelah menonton video dari merek tersebut. - Mendukung strategi SEO – Video yang dioptimalkan dengan baik dapat meningkatkan peringkat pencarian di Google dan YouTube.
- Lebih mudah dibagikan – Konten video memiliki potensi viral yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan eksposur brand secara organik.
Dengan manfaat yang begitu besar, video marketing menjadi strategi yang tidak bisa diabaikan oleh bisnis yang ingin berkembang di era digital.
Baca: Apa Itu Video Marketing: Definisi + Panduan Lengkap Pemula
10 Kesalahan dalam Video Marketing + Solusi Efektif

Agar strategi video marketing berjalan optimal, penting bagi bisnis untuk memahami kesalahan-kesalahan ini dan menemukan solusi yang tepat.
Berikut adalah 10 kesalahan dalam video marketing yang sering terjadi, serta solusi efektif untuk menghindarinya.
1. Tidak Memiliki Strategi yang Jelas
Kesalahan pertama dan paling umum dalam video marketing adalah tidak memiliki strategi yang jelas.
Banyak bisnis membuat video tanpa perencanaan, sehingga konten tidak terarah dan sulit mencapai tujuan pemasaran.
Solusi:
- Tetapkan tujuan video yang spesifik, seperti brand awareness, edukasi, atau konversi penjualan.
- Kenali target audiens untuk memastikan pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Buat skrip dan storyboard agar video lebih terstruktur dan fokus.
Tanpa strategi yang matang, video marketing hanya akan menjadi konten acak yang sulit memberikan hasil optimal bagi bisnis.
2. Durasi Video yang Terlalu Panjang
Video yang terlalu panjang dapat membuat audiens kehilangan minat sebelum menyelesaikan tontonan.
Di era digital, perhatian audiens semakin singkat.
Solusi:
- Buat video yang ringkas dan langsung ke inti pesan.
- Untuk platform seperti Instagram dan TikTok, idealnya video berdurasi 15–60 detik.
- Pastikan 3-5 detik pertama menarik perhatian audiens agar mereka terus menonton.
Durasi yang tepat akan membuat audiens tetap engaged dan tidak meninggalkan video sebelum pesan tersampaikan.
3. Kualitas Audio dan Visual yang Buruk
Video dengan suara yang tidak jelas, pencahayaan buruk, atau resolusi rendah akan terlihat tidak profesional dan mengurangi kredibilitas brand.
Solusi:
- Gunakan mikrofon eksternal untuk menghasilkan suara yang lebih jernih.
- Pastikan pencahayaan cukup agar gambar lebih tajam.
- Rekam dengan resolusi minimal 1080p untuk kualitas visual yang lebih baik.
Investasi dalam kualitas produksi video akan memberikan kesan yang lebih profesional dan meningkatkan daya tarik konten.
4. Tidak Mengoptimalkan untuk Mobile
Sebagian besar pengguna internet menonton video melalui perangkat seluler.
Jika video tidak dioptimalkan untuk tampilan mobile, audiens akan kesulitan menikmatinya.
Solusi:
- Gunakan format vertikal (9:16) untuk TikTok dan Instagram Reels, serta square (1:1) untuk feed media sosial.
- Pastikan teks terbaca dengan jelas di layar kecil.
- Kompres ukuran video agar tetap ringan dan cepat dimuat di perangkat seluler.
Video yang mobile-friendly akan meningkatkan pengalaman pengguna dan menjangkau lebih banyak audiens secara efektif.
5. Kurang Menyertakan Call-to-Action (CTA)
Banyak video memberikan informasi menarik tetapi tidak mengarahkan audiens untuk mengambil tindakan selanjutnya.
Solusi:
- Tambahkan CTA yang jelas seperti “Kunjungi website”, “Subscribe sekarang”, atau “Beli sekarang”.
- Gunakan teks overlay atau voice-over untuk memperjelas CTA.
- Pastikan CTA sesuai dengan tujuan video marketing.
CTA yang jelas akan membantu mengubah penonton menjadi pelanggan atau followers setia brand Anda.
6. Tidak Menggunakan Subtitle atau Teks
Banyak orang menonton video tanpa suara, terutama di media sosial.
Jika video tidak memiliki subtitle, pesan yang ingin disampaikan bisa tidak tersampaikan.
Solusi:
- Tambahkan subtitle otomatis atau manual menggunakan tools seperti Kapwing, VEED.io, atau YouTube Subtitle Editor.
- Gunakan teks untuk menyoroti poin penting dalam video.
Dengan subtitle, video akan lebih inklusif dan dapat menjangkau lebih banyak orang, termasuk mereka yang menonton dalam kondisi tanpa suara.
7. Tidak Menyesuaikan Video dengan Platform yang Digunakan
Setiap platform memiliki karakteristik yang berbeda. Menggunakan satu format video untuk semua platform bisa membuat konten kurang efektif.
Solusi:
- TikTok & Instagram Reels: Video pendek dalam format vertikal.
- YouTube: Video horizontal dengan durasi lebih panjang.
- LinkedIn & Facebook: Video informatif yang menarik perhatian dalam 3 detik pertama.
Menyesuaikan format video dengan platform akan meningkatkan performa video dan keterlibatan audiens.
8. Konten yang Tidak Menarik atau Kurang Relevan
Video yang tidak engaging atau tidak relevan dengan audiens akan sulit mendapatkan perhatian.
Solusi:
- Gunakan storytelling yang kuat untuk menarik perhatian audiens.
- Buat konten edukatif, inspiratif, atau hiburan yang sesuai dengan tren.
- Lakukan riset sebelum produksi untuk memastikan konten tetap relevan.
Konten yang menarik akan lebih mudah dibagikan dan berpotensi viral, sehingga meningkatkan eksposur brand.
9. Tidak Mengoptimalkan SEO untuk Video
Video tanpa optimasi SEO sulit ditemukan di mesin pencari dan platform video seperti YouTube.
Solusi:
- Gunakan kata kunci utama dalam judul dan deskripsi video.
- Tambahkan tag yang relevan agar video lebih mudah ditemukan.
- Buat thumbnail menarik yang menggambarkan isi video dengan jelas.
SEO yang baik akan meningkatkan visibilitas video dan membantu menjangkau audiens yang lebih luas.
10. Tidak Menganalisis Performa Video
Banyak bisnis tidak mengevaluasi kinerja video mereka, sehingga sulit mengetahui apakah strategi yang diterapkan berhasil.
Solusi:
- Gunakan YouTube Analytics, Facebook Insights, atau TikTok Analytics untuk melihat performa video.
- Analisis metrik seperti retensi audiens, jumlah view, engagement rate, dan konversi.
- Gunakan data tersebut untuk memperbaiki strategi video marketing di masa depan.
Evaluasi yang rutin akan membantu bisnis meningkatkan kualitas video dan memperbaiki strategi pemasaran ke depannya.
Kesimpulan
Video marketing adalah strategi yang sangat efektif jika dilakukan dengan benar.
Namun, banyak bisnis masih melakukan kesalahan dalam video marketing yang dapat mengurangi efektivitas kampanye mereka.
Dengan menghindari kesalahan, bisnis dapat meningkatkan daya tarik video mereka dan mencapai target pemasaran dengan lebih baik.
Untuk hasil yang maksimal, pastikan setiap video memiliki strategi yang jelas, kualitas produksi yang baik, serta promosi yang optimal.