Penulisan konten yang berkualitas memiliki peran penting dalam menarik dan mempertahankan audiens.
Namun, terdapat beberapa kesalahan umum dalam content writing yang sering dilakukan oleh penulis, yang dapat mengurangi efektivitas pesan yang disampaikan.
Artikel ini akan membahas kesalahan-kesalahan tersebut serta memberikan langkah konkret untuk menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Content Writing
Apa itu Content Writing?

Content writing adalah proses perencanaan, penulisan, dan penerbitan materi tertulis yang bertujuan untuk menarik dan melibatkan audiens di platform digital.
Materi ini mencakup berbagai bentuk, seperti artikel blog, postingan media sosial, deskripsi produk, dan konten pemasaran lainnya.
Tujuan utamanya adalah menyampaikan informasi yang relevan dan bermanfaat, serta membangun hubungan dengan pembaca atau konsumen potensial.
Baca: Apa Itu Content Writing: Definisi + Panduan Pemula
Kesalahan Umum dalam Content Writing: Cara Efektif Menghindarinya

Tanpa pemahaman mendalam tentang audiens yang dituju, konten yang dihasilkan berisiko tidak relevan dan kurang menarik.
Sebagai ilustrasi, artikel teknologi yang ditujukan untuk profesional IT akan memiliki gaya dan isi yang berbeda dibandingkan dengan artikel yang menyasar pemula.
Oleh karena itu, identifikasi target pembaca sebelum memulai proses penulisan sangat penting untuk memastikan konten sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Tidak hanya itu, ada beberapa kesalahan umum dalam content writing. Berikut ulasannya..
Tidak Memiliki Target Pembaca yang Jelas
Menulis tanpa menentukan target pembaca dapat menghasilkan konten yang tidak relevan dan kurang menarik.
Misalnya, sebuah artikel teknologi yang ditujukan untuk profesional IT akan berbeda gaya dan isinya dibandingkan dengan artikel yang ditujukan untuk pemula.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Identifikasi Target Pembaca: Sebelum mulai menulis, tentukan siapa yang akan membaca konten Anda dengan mempertimbangkan faktor seperti usia, profesi, minat, dan kebutuhan mereka.
Misalnya, jika Anda menulis tentang “Panduan Dasar Jaringan Komputer,” tentukan apakah pembaca Anda adalah mahasiswa teknik informatika atau profesional IT berpengalaman. - Sesuaikan Gaya Penulisan: Gunakan bahasa dan terminologi yang sesuai dengan pemahaman target pembaca Anda.
Misalnya, “Jaringan komputer adalah kumpulan komputer yang saling terhubung sehingga dapat berbagi data dan sumber daya.”
- Kedalaman Materi: Sesuaikan kompleksitas informasi dengan tingkat pengetahuan pembaca. Berikan penjelasan dasar dengan analogi sederhana.
- Misalnya, menjelaskan konsep “server” sebagai “komputer pusat yang melayani permintaan dari komputer lain dalam jaringan.”
Kesimpulan: Dengan mengidentifikasi target pembaca dan menyesuaikan gaya penulisan, konten yang dihasilkan akan lebih relevan dan efektif dalam menyampaikan pesan.
Tidak Melakukan Riset yang Mendalam
Menulis tanpa riset yang memadai dapat menghasilkan konten yang dangkal, tidak akurat, dan kurang informatif.
Hal ini dapat merusak kredibilitas penulis dan membuat pembaca enggan kembali.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Lakukan Riset Terperinci: Sebelum mulai menulis, cari data dan fakta dari sumber yang kredibel seperti jurnal ilmiah, buku, atau situs web resmi. Buat catatan penting juga dan simpan referensi yang akan digunakan.
- Perbarui Informasi Secara Berkala: Pantau topik tertentu, seperti teknologi atau kesehatan, berkembang pesat. Secara periodik, tinjau kembali artikel yang telah dipublikasikan dan perbarui jika ada informasi yang sudah usang atau tidak relevan lagi.
Kesimpulan: Dengan melakukan riset yang mendalam dan terus memperbarui informasi, Anda dapat menghasilkan konten yang akurat, relevan, dan bernilai bagi pembaca.
Penggunaan Kata Kunci Berlebihan (Keyword Stuffing)
Memasukkan kata kunci secara berlebihan dalam konten, atau yang dikenal sebagai keyword stuffing, dapat membuat tulisan terasa dipaksakan dan sulit dibaca.
Baca: Apa Itu Keyword Stuffing: Ciri + 4 Cara Terbaik Menghindarinya
Selain itu, praktik ini dapat berdampak negatif pada peringkat SEO, karena mesin pencari seperti Google menganggapnya sebagai upaya manipulatif yang tidak etis.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Integrasikan Kata Kunci Secara Alami: Gunakan kata kunci pada tempat-tempat penting seperti judul, subjudul, dan paragraf pertama.
- Fokus pada Kualitas Konten: Prioritaskan penyajian informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pembaca daripada sekadar memenuhi kuota kata kunci.
Kesimpulan: Dengan menghindari keyword stuffing dan fokus pada penyampaian konten yang berkualitas, Anda dapat meningkatkan pengalaman pembaca dan menjaga reputasi baik di mata mesin pencari.
Judul dan Meta Deskripsi yang Tidak Menarik
Judul dan meta deskripsi merupakan elemen pertama yang dilihat oleh pembaca pada hasil pencarian.
Jika keduanya tidak menarik, kemungkinan besar pembaca akan melewatkan konten Anda.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Buat Judul yang Menarik dan Informatif: Gunakan angka atau daftar pada judul yang memberikan gambaran spesifik dan menarik minat pembaca.
- Tulis Meta Deskripsi yang Relevan: Meta deskripsi idealnya terdiri dari 150-160 karakter. Pastikan kata kunci utama muncul dalam meta deskripsi untuk meningkatkan relevansi SEO.
Kesimpulan: Dengan menciptakan judul dan meta deskripsi yang menarik serta informatif, Anda dapat meningkatkan klik dan keterlibatan pembaca terhadap konten Anda.
Struktur Artikel yang Buruk
Artikel dengan struktur yang tidak teratur dapat menyulitkan pembaca dalam memahami isi dan alur tulisan.
Struktur yang buruk membuat informasi sulit dicerna, sehingga pembaca mungkin kehilangan minat atau salah memahami pesan yang ingin disampaikan.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Gunakan Subjudul dan Paragraf Pendek: Setiap subjudul harus mencerminkan poin utama dari bagiannya. Paragraf yang terlalu panjang dapat membuat pembaca merasa lelah. Usahakan setiap paragraf terdiri dari 2-4 kalimat yang fokus pada satu ide utama.
- Manfaatkan Bullet Points atau Numbering: Untuk informasi yang berupa daftar atau langkah-langkah, gunakan bullet points atau penomoran..
Contoh Penerapan:
Misalkan Anda menulis artikel berjudul “Panduan Efektif Belajar Online”. Untuk memastikan struktur yang baik:
- Pendahuluan: Jelaskan pentingnya belajar online di era digital.
- Subjudul 1: “Menyiapkan Lingkungan Belajar yang Kondusif”
- Subjudul 2: “Mengatur Waktu dan Jadwal Belajar”
- Subjudul 3: “Strategi Menghindari Gangguan”
- Penutup: Ringkas poin-poin utama dan dorong pembaca untuk menerapkan tips yang telah dibahas.
Kesimpulan: Dengan menerapkan struktur yang jelas dan terorganisir, artikel Anda akan lebih mudah dipahami dan dinikmati oleh pembaca.
Mengabaikan Proofreading dan Editing
Kesalahan tata bahasa, ejaan, atau tanda baca dapat membuat konten terlihat tidak profesional dan mengurangi kredibilitas di mata pembaca.
Selain itu, kesalahan semacam ini dapat mengganggu pemahaman dan alur baca, sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dengan efektif.
Berikut cara menghindari kesalahan yang dimaksud:
- Lakukan Proofreading Setelah Menulis: Setelah menyelesaikan penulisan, beri jeda waktu sebelum melakukan proofreading.
- Gunakan Alat Bantu atau Minta Bantuan Orang Lain: Platform seperti Grammarly pada pengolah kata dapat membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan tata bahasa, ejaan, atau tanda baca. Meminta orang lain untuk meninjau tulisan Anda juga dapat memberikan perspektif baru.
Jadi, dengan melakukan proofreading dan editing secara cermat, Anda dapat memastikan konten yang disajikan bebas dari kesalahan, profesional, dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kesimpulan
Dengan menyadari dan menghindari kesalahan-kesalahan umum dalam penulisan konten, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan dan membangun hubungan yang lebih baik dengan pembaca.
Fokus pada riset yang mendalam, pemahaman terhadap audiens, dan penyajian informasi yang relevan akan membuat konten Anda lebih efektif dan berdaya guna.