Dalam dunia digital, strategi pemasaran yang efektif dapat membawa sebuah brand menjadi terkenal dalam waktu singkat. Salah satu metode yang sering digunakan adalah content marketing viral.
Konten yang berhasil viral tidak hanya meningkatkan brand awareness, tetapi juga memperkuat engagement dengan audiens secara luas.
Artikel ini akan membahas 5 contoh content marketing viral serta memberikan cara membuat konten viral agar bisnis dapat memanfaatkannya secara maksimal.
5 Contoh Content Marketing Viral
Definisi Content Marketing Viral
Content marketing viral adalah strategi pemasaran digital yang bertujuan untuk membuat konten tersebar secara luas dalam waktu singkat melalui berbagai platform, seperti media sosial, website, dan email marketing.
Konten yang viral biasanya memiliki daya tarik emosional, informatif, atau menghibur sehingga mendorong audiens untuk membagikannya secara sukarela.
Agar suatu konten bisa menjadi viral, penting untuk memahami cara membuat konten viral dengan mengoptimalkan elemen-elemen yang mempengaruhi daya sebarnya, seperti kreativitas, relevansi dengan audiens, serta pemanfaatan algoritma media sosial.
Berikut adalah beberapa contoh content marketing viral yang sukses menarik perhatian publik:
1. Ice Bucket Challenge – ALS Association

Ice Bucket Challenge adalah kampanye amal yang dimulai pada tahun 2014 oleh ALS Association, sebuah organisasi yang bergerak dalam penelitian dan peningkatan kesadaran tentang Penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig.
Kampanye ini mengajak individu untuk merekam diri mereka sendiri saat menuangkan seember air es ke kepala mereka dan kemudian menantang tiga orang lainnya untuk melakukan hal yang sama dalam waktu 24 jam, atau sebagai alternatif, menyumbangkan dana ke ALS Association.
Mengapa Kampanye Ini Bisa Viral?
Tantangan yang Menarik, Mudah, dan Memicu Partisipasi
Konsep menuangkan air es ke kepala sangat sederhana, tidak memerlukan alat khusus, dan bisa dilakukan siapa saja di rumah.
Tantangan ini menyajikan elemen kejutan dan hiburan, membuat orang tertarik untuk menonton dan membagikannya ke media sosial.
Video tantangan yang singkat (biasanya kurang dari 1 menit) sangat cocok untuk platform seperti Facebook, Instagram, dan YouTube, meningkatkan kemungkinan konten menjadi viral.
Dukungan dan Keterlibatan Figur Publik serta Selebriti
Kampanye ini menjadi lebih besar ketika figur publik seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Oprah Winfrey, Cristiano Ronaldo, dan bahkan mantan Presiden AS, George W. Bush ikut serta dalam tantangan ini.
Keterlibatan para selebriti membuat kampanye ini semakin mendapat perhatian global dan memotivasi lebih banyak orang untuk ikut berpartisipasi.
Dengan pengaruh besar dari para tokoh terkenal, tantangan ini menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia.
Membangkitkan Kepedulian Sosial dengan Cara yang Unik
Dibandingkan dengan kampanye amal tradisional yang mengandalkan donasi langsung, Ice Bucket Challenge menghadirkan elemen interaktif dan menyenangkan yang mengundang partisipasi sukarela.
Dengan tantangan ini, orang yang sebelumnya mungkin tidak mengenal penyakit ALS menjadi lebih sadar akan pentingnya penelitian dan pendanaan untuk menemukan pengobatan.
Efek domino dari tantangan ini menyebabkan ribuan bahkan jutaan orang di seluruh dunia ikut berpartisipasi, menciptakan dampak sosial yang luar biasa.
Memanfaatkan Media Sosial untuk Penyebaran Luas
Tantangan ini dirancang agar peserta menantang orang lain, sehingga secara otomatis menciptakan efek rantai (chain reaction) yang terus berlanjut.
Hashtag #IceBucketChallenge menjadi trending di berbagai platform media sosial, meningkatkan engagement dan jumlah video yang diunggah.
Platform seperti Facebook dan YouTube berperan besar dalam memfasilitasi penyebaran konten video ini.
Dampak dan Hasil dari Ice Bucket Challenge
- Lebih dari $115 juta berhasil dikumpulkan oleh ALS Association dalam kurun waktu beberapa bulan saja.
- Dana yang terkumpul digunakan untuk mendanai berbagai penelitian tentang ALS, yang pada akhirnya membantu menemukan gen baru yang berkaitan dengan penyakit ALS.
- Kampanye ini juga mengubah cara dunia melihat content marketing viral sebagai strategi efektif dalam meningkatkan kesadaran terhadap suatu isu sosial.
Pelajaran dari Ice Bucket Challenge
- Kombinasi antara tantangan, keterlibatan sosial, dan partisipasi komunitas dapat menjadi cara ampuh dalam menciptakan konten viral.
- Melibatkan figur publik dapat mempercepat penyebaran dan meningkatkan visibilitas suatu kampanye.
- Membuat konten yang interaktif dan menghibur bisa meningkatkan kemungkinan orang untuk membagikan konten tersebut secara luas.
- Memanfaatkan efek tantangan dan jejaring sosial dapat meningkatkan engagement dan mendorong lebih banyak orang untuk ikut serta dalam suatu gerakan.
Kampanye Ice Bucket Challenge adalah salah satu contoh terbaik bagaimana strategi content marketing dapat digunakan untuk mencapai tujuan sosial yang positif, sekaligus menciptakan dampak yang luas di tingkat global.
2. Kampanye “Real Beauty” – Dove
Dove, merek perawatan kulit dan kecantikan milik Unilever, meluncurkan kampanye “Real Beauty” pada tahun 2004 sebagai respons terhadap standar kecantikan yang sering digambarkan secara tidak realistis oleh industri kecantikan.
Kampanye ini menampilkan perempuan dengan berbagai bentuk tubuh, warna kulit, usia, dan latar belakang untuk menantang persepsi sempit tentang kecantikan yang selama ini didominasi oleh citra model dengan tubuh sempurna dan kulit tanpa cela.
Salah satu kampanye yang paling viral dari gerakan ini adalah “Dove Real Beauty Sketches” (2013), sebuah eksperimen sosial yang menunjukkan bagaimana perempuan sering kali memiliki pandangan negatif terhadap diri mereka sendiri dibandingkan dengan bagaimana orang lain melihat mereka.
Kampanye ini menampilkan seorang seniman sketsa FBI yang menggambar perempuan berdasarkan deskripsi mereka sendiri, lalu menggambar ulang berdasarkan deskripsi orang lain. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak perempuan menilai diri mereka sendiri jauh lebih negatif dibandingkan pandangan orang lain terhadap mereka.
Mengapa Kampanye Ini Bisa Viral?
Mengangkat Isu Sosial yang Relevan Secara Emosional
Kampanye ini menyentuh isu kepercayaan diri, persepsi diri, dan standar kecantikan yang tidak realistis yang telah lama menjadi perhatian global.
Banyak perempuan merasa terhubung secara pribadi dengan pesan ini, karena mereka sering mengalami tekanan sosial untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.
Emosi yang kuat, terutama rasa empati dan inspirasi, memainkan peran besar dalam membuat sebuah kampanye menjadi viral.
Menyajikan Pesan yang Autentik dan Memberdayakan
Dove menampilkan perempuan asli dengan kecantikan alami, bukan model dengan tampilan yang telah diedit secara digital.
Kampanye ini mendorong perempuan untuk lebih menerima diri mereka sendiri dan merayakan keunikan mereka, bukan berusaha memenuhi standar kecantikan yang sempit.
Pesan autentik dan humanis lebih mudah diterima oleh audiens karena mereka merasa bahwa merek tersebut benar-benar peduli dengan mereka, bukan sekadar menjual produk.
Memicu Diskusi Luas di Media Sosial
Video “Real Beauty Sketches” menjadi viral dengan lebih dari 67 juta views di YouTube dalam waktu singkat, menjadikannya salah satu iklan yang paling banyak ditonton saat itu.
Kampanye ini memicu perbincangan luas di media sosial, dengan banyak orang berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan bagaimana standar kecantikan telah mempengaruhi mereka.
- Hashtag seperti #RealBeauty dan #DoveRealBeauty digunakan secara luas untuk mendukung kampanye ini.
Dukungan dari Media dan Influencer
Banyak media besar meliput kampanye ini, termasuk Forbes, The Guardian, dan Huffington Post, yang semakin meningkatkan eksposur kampanye.
Influencer, aktivis feminis, dan organisasi yang mendukung kepercayaan diri perempuan turut membagikan dan membahas kampanye ini di berbagai platform digital.
Keterlibatan media dan komunitas membantu konten menyebar lebih cepat dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Menciptakan Dampak Jangka Panjang bagi Brand
Kampanye ini tidak hanya sukses secara viral, tetapi juga membangun citra positif Dove sebagai merek yang peduli terhadap perempuan.
Dove menjadi lebih dari sekadar merek kecantikan; mereka dipandang sebagai bagian dari gerakan yang memperjuangkan penerimaan diri dan keberagaman dalam standar kecantikan.
Strategi brand activism ini memberikan dampak jangka panjang terhadap loyalitas pelanggan dan meningkatkan kredibilitas merek di mata konsumen.
Dampak dan Hasil dari Kampanye “Real Beauty”
- Lebih dari 67 juta views dalam waktu singkat, menjadikannya salah satu video marketing paling viral sepanjang masa.
- Dove meningkatkan penjualan produknya secara signifikan, membuktikan bahwa kampanye dengan pesan sosial bisa memberikan dampak positif bagi bisnis.
- Studi menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap merek Dove meningkat, karena mereka melihat Dove sebagai merek yang memiliki nilai lebih dari sekadar produk kecantikan.
- Meningkatkan kesadaran global akan pentingnya inklusivitas dalam industri kecantikan, mempengaruhi cara brand lain dalam menyajikan kampanye mereka.
Pelajaran dari Kampanye “Real Beauty”
- Kampanye yang menyentuh isu sosial yang kuat cenderung lebih mudah viral, karena audiens merasa terhubung secara emosional.
- Keaslian dan keterlibatan komunitas sangat penting dalam membangun kepercayaan terhadap suatu brand.
- Menggunakan eksperimen sosial atau studi kasus nyata dapat meningkatkan daya tarik dan kepercayaan audiens terhadap pesan yang ingin disampaikan.
- Mendorong diskusi di media sosial dan melibatkan media mainstream dapat mempercepat penyebaran dan meningkatkan efektivitas kampanye.
- Brand yang memiliki nilai dan pesan autentik lebih mudah diterima oleh audiens dibandingkan dengan sekadar iklan yang mempromosikan produk.
Kampanye Dove Real Beauty adalah bukti bahwa konten marketing yang berpusat pada nilai sosial dan emosional dapat menjadi strategi yang sangat efektif untuk meningkatkan engagement dan membangun loyalitas pelanggan.
3. #ShareACoke – Coca-Cola
Konsep: Coca-Cola mengganti label pada botol dengan nama-nama populer, mendorong konsumen untuk mencari dan membagikan botol dengan nama mereka.
Mengapa Viral?
- Meningkatkan keterlibatan personal dengan audiens.
- Dorongan alami untuk berbagi di media sosial.
- Menimbulkan rasa eksklusivitas dan keterlibatan pelanggan.
Pelajaran: Personalisasi konten dapat meningkatkan peluang keterlibatan dan membuat audiens merasa lebih dekat dengan brand.
4. “Shot on iPhone” – Apple

Konsep: Apple mengajak pengguna iPhone untuk berbagi foto dan video yang mereka ambil dengan perangkat mereka.
Mengapa Viral?
- Menggunakan konten buatan pengguna (User-Generated Content/UGC).
- Meningkatkan kredibilitas produk dengan menunjukkan kualitas kamera secara langsung.
- Menyediakan platform bagi pengguna untuk memamerkan kreativitas mereka.
Pelajaran: Melibatkan pengguna dalam pembuatan konten dapat meningkatkan partisipasi dan memperluas jangkauan organik.
5. “Odading Mang Oleh”

Pada tahun 2020, sebuah video seorang pria bernama Ade Londok yang mempromosikan jajanan khas Bandung, Odading Mang Oleh, menjadi viral di media sosial.
Dalam videonya, Ade Londok dengan gaya bicara khas dan penuh semangat mengatakan, “Odading Mang Oleh! Rasanya seperti Anda menjadi Iron Man!”
Video ini dengan cepat menyebar dan menciptakan perdebatan serta diskusi tentang cara promosi yang unik, humoris, dan tidak biasa.
Tak hanya itu, popularitas odading pun melonjak drastis di berbagai kota di Indonesia.
Mengapa Kampanye Ini Bisa Viral?
Mengandung Unsur Humor dan Ekspresi yang Unik
- Gaya bicara Ade Londok yang berlebihan, ekspresif, dan penuh energi menarik perhatian audiens.
- Kalimat “Seperti Anda menjadi Iron Man” yang tidak relevan dengan odading membuat banyak orang tertawa dan tertarik untuk membagikan videonya.
Meningkatkan Interaksi dan Perdebatan di Media Sosial
- Banyak orang membahas apakah cara promosi ini kreatif atau hanya sekadar berlebihan.
- Muncul berbagai meme dan remix video, termasuk versi yang diedit dengan musik dan efek suara lucu.
- Influencer dan selebriti mulai meniru gaya bicara Ade Londok, mempercepat penyebaran fenomena ini.
Dukungan dari Media dan Brand Besar
Banyak media meliput kisah Ade Londok dan bagaimana video ini membantu bisnis Odading Mang Oleh berkembang pesat.
Sejumlah brand dan perusahaan mulai menggunakan gaya promosi serupa untuk menarik perhatian audiens.
Bahkan, beberapa tokoh publik seperti Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) ikut mengomentari fenomena ini, semakin memperbesar viralitasnya.
Dampak dan Hasil dari Fenomena “Odading Mang Oleh”
- Penjualan Odading Mang Oleh melonjak drastis, dengan antrean panjang di toko yang sebelumnya tidak terlalu terkenal.
- Ade Londok diundang ke berbagai acara televisi, menjadikannya selebriti internet dalam semalam.
- Merek-merek lain mulai mengadopsi cara promosi unik dan humoris, menunjukkan bahwa konten spontan dan otentik dapat lebih menarik daripada iklan yang dipoles secara berlebihan.
Pelajaran dari Kampanye Ini
- Kesederhanaan dan keunikan dalam penyampaian pesan dapat menciptakan viralitas yang tinggi.
- Emosi yang kuat, seperti humor dan keterkejutan, mendorong audiens untuk membagikan konten secara luas.
- Dukungan dari media dan influencer dapat meningkatkan efek viral suatu konten.
- Konten otentik yang tidak dibuat secara berlebihan dapat lebih menarik perhatian dibandingkan dengan kampanye iklan konvensional.
Fenomena “Odading Mang Oleh” menunjukkan bahwa cara membuat konten viral tidak harus mahal atau diproduksi secara profesional.
Yang terpenting adalah pesan yang unik, menarik, dan dapat memicu reaksi emosional dari audiens.
Cara Membuat Konten Viral
5 Strategi Efektif
Setelah memahami beberapa contoh content marketing viral, kini saatnya membahas cara membuat konten viral yang dapat diterapkan untuk meningkatkan visibilitas dan interaksi di berbagai platform digital.
Berikut adalah lima strategi utama yang bisa membantu konten menjadi viral:
1. Gunakan Emosi sebagai Pemicu
Salah satu elemen kunci dari konten viral adalah kemampuannya untuk membangkitkan emosi yang kuat.
Konten yang memicu respons emosional tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk dibagikan, dikomentari, dan direspons oleh audiens.
Jenis Emosi yang Mampu Meningkatkan Viralitas Konten:
- Kebahagiaan & Inspirasi – Konten yang membangkitkan perasaan positif cenderung mendapatkan lebih banyak engagement.
Contoh: kampanye #RealBeauty dari Dove, yang mengangkat pesan positif tentang kecantikan alami. - Kejutan & Kekaguman – Konten yang mengandung elemen mengejutkan atau luar biasa sering kali memicu rasa ingin tahu audiens.
Contoh: “The Dress” (biru-hitam atau putih-emas) yang memicu perdebatan global. - Kemarahan & Kontroversi – Konten yang menyentuh isu sosial atau politik sering kali viral karena memicu diskusi.
Namun, strategi ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak berujung pada backlash negatif. - Ketakutan & Urgensi – Konten yang membahas isu penting dengan urgensi tinggi, seperti kampanye lingkungan atau kesehatan, dapat menarik perhatian lebih besar.
Tips Menerapkan Strategi Ini:
- Pastikan pesan yang ingin disampaikan memiliki dampak emosional yang kuat dan dapat membuat audiens merasa terhubung.
- Gunakan storytelling untuk membangun hubungan emosional dengan audiens.
- Pilih format yang mendukung penyampaian emosi, seperti video pendek, testimonial, atau infografis interaktif.
2. Manfaatkan Tren yang Sedang Populer
Mengadaptasi tren yang sedang viral adalah salah satu cara tercepat untuk meningkatkan eksposur konten.
Tren ini bisa berasal dari media sosial, budaya pop, tantangan daring (online challenge), atau berita yang sedang ramai dibicarakan.
Strategi Menggunakan Tren dalam Konten Viral:
- Pantau trending topics di platform seperti Twitter, TikTok, YouTube, dan Instagram untuk mengetahui apa yang sedang ramai dibicarakan.
- Gunakan hashtag populer yang sesuai dengan konten yang dibuat, seperti #TikTokChallenge, #ThrowbackThursday, atau #TrendingNow.
- Ikuti dan sesuaikan dengan tantangan viral yang sedang populer. Contoh: Ice Bucket Challenge yang viral di seluruh dunia.
- Buat parodi atau reinterpretasi dari tren yang sudah ada agar tetap relevan tetapi memiliki elemen unik.
Tips Menerapkan Strategi Ini:
- Pastikan tren yang digunakan relevan dengan brand identity dan audiens agar tidak terlihat dipaksakan.
- Gunakan tren secara kreatif, tambahkan sentuhan orisinal agar tidak sekadar mengikuti tanpa nilai tambah.
- Jangan menunda eksekusi, karena tren di media sosial cepat berubah dan memiliki masa viral yang terbatas.
3. Personalisasi Konten untuk Meningkatkan Engagement
Salah satu faktor utama dalam cara membuat konten viral adalah membuat audiens merasa terlibat secara personal.
Konten yang dipersonalisasi memiliki daya tarik lebih besar karena lebih dekat dengan kehidupan dan pengalaman pengguna.
Contoh Personalisasi Konten yang Sukses:
- #ShareACoke dari Coca-Cola – Kampanye ini sukses karena pelanggan bisa menemukan botol dengan nama mereka sendiri dan membagikannya di media sosial.
- Spotify Wrapped – Laporan tahunan Spotify tentang kebiasaan mendengarkan musik pengguna mendorong audiens untuk berbagi hasilnya di media sosial.
- Google Doodle – Google sering kali menampilkan doodle khusus yang sesuai dengan hari ulang tahun pengguna atau peristiwa penting lainnya.
Tips Menerapkan Strategi Ini:
- Gunakan data pengguna untuk menciptakan pengalaman personal (misalnya, laporan tahunan, testimoni berbasis pengalaman pribadi).
- Buat filter atau fitur interaktif yang memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam kampanye.
- Berikan ruang bagi user-generated content (UGC) agar audiens merasa terlibat langsung dalam kampanye viral.
4. Optimalkan Distribusi di Media Sosial
Agar konten dapat mencapai jangkauan maksimal, penting untuk memahami cara kerja algoritma media sosial dan bagaimana mengoptimalkan distribusi konten agar mendapatkan eksposur yang lebih besar.
Strategi Distribusi Konten Viral di Media Sosial:
- Gunakan format video pendek karena memiliki engagement lebih tinggi dibandingkan teks atau gambar statis.
TikTok dan Instagram Reels adalah platform yang sangat efektif untuk konten viral. - Pilih waktu posting yang optimal, yaitu saat audiens aktif di media sosial. Biasanya, waktu terbaik adalah pagi (07.00-09.00), siang (12.00-14.00), dan malam (19.00-21.00).
- Kolaborasi dengan influencer untuk meningkatkan jangkauan konten dan memanfaatkan komunitas mereka.
- Gunakan fitur interaksi, seperti polling, kuis, atau tantangan yang mengundang audiens untuk berpartisipasi langsung.
Tips Menerapkan Strategi Ini:
- Manfaatkan iklan berbayar di Facebook, Instagram, atau TikTok untuk meningkatkan visibilitas awal.
- Pastikan konten mudah dibagikan dan memiliki elemen yang mendorong pengguna untuk berpartisipasi.
- Konsisten dalam menggunakan tone dan gaya visual yang sesuai dengan identitas brand agar mudah dikenali.
5. Gunakan Call-to-Action (CTA) yang Kuat
CTA (Call-to-Action) adalah instruksi yang diberikan kepada audiens untuk melakukan tindakan tertentu setelah melihat konten.
CTA yang kuat bisa mendorong lebih banyak interaksi, pembagian, dan partisipasi pengguna, yang pada akhirnya membantu konten menjadi viral.
Contoh CTA yang Efektif dalam Konten Viral:
- Ice Bucket Challenge – Mengajak orang lain untuk menantang teman mereka agar ikut serta dalam tantangan ini.
- #10YearChallenge – Mendorong audiens untuk membandingkan foto lama dan baru mereka.
- Thread Twitter viral – Menggunakan CTA seperti “Retweet jika setuju!” atau “Tag temanmu yang perlu tahu ini!” untuk meningkatkan interaksi.
Tips Menerapkan Strategi Ini:
- Buat CTA yang jelas, singkat, dan mudah diikuti.
- Gunakan kata-kata yang mendorong urgensi, seperti “Coba sekarang!”, “Jangan lewatkan!”, atau “Bagikan ini dengan temanmu!”.
- Pastikan CTA relevan dengan tujuan konten, apakah itu untuk berbagi informasi, berpartisipasi dalam tantangan, atau mengunjungi halaman tertentu.
Membuat konten viral tidak hanya bergantung pada keberuntungan, tetapi juga memerlukan strategi yang matang.
Dengan menerapkan cara membuat konten viral, seperti memanfaatkan emosi, mengikuti tren, melakukan personalisasi, mengoptimalkan distribusi di media sosial, dan menggunakan CTA yang kuat, peluang untuk menciptakan kampanye viral menjadi lebih besar.
Kunci utama dari konten viral adalah bagaimana konten tersebut dapat menginspirasi, menghibur, atau mengundang partisipasi audiens secara luas.
Dengan strategi yang tepat, brand atau individu dapat memanfaatkan momentum viral untuk meningkatkan engagement, brand awareness, dan bahkan konversi bisnis.
Kesimpulan
Memahami contoh content marketing viral dapat menjadi inspirasi dalam menyusun strategi pemasaran digital yang lebih efektif.
Dengan menerapkan cara membuat konten viral, seperti mengandalkan emosi, memanfaatkan tren, serta mengoptimalkan distribusi di media sosial, peluang untuk menciptakan konten yang berdampak luas menjadi lebih besar.
Brand yang mampu memanfaatkan strategi ini tidak hanya mendapatkan visibilitas yang lebih tinggi, tetapi juga membangun hubungan lebih erat dengan audiens melalui konten yang bermakna dan relevan.